Friday, October 30, 2009

Saturday, 31 October 2k9 ONAIR @ 98.3 FM Radio Cakrawala Jakarta

Pagi jam 24.00 WIB Andre harus siaran menggantikan Faisal dan Vina, karena ada urusan masing-masing. (hooeeee,,, kok bisa bersamaan????? *aduh jadi ngiri uey....!!!!) hihihihihihihihi.......

Thanks yah Bro and Sis udah percaya sama Andre buat menggantikan Program kalian tentang "Problem dan masalah Pendengar". tapi maaf banget, karena Andre tidak bisa bawain  program kalian berdua.... 


Akhirnya di menit ke 10 andre openning, dapet ide.... 

Pagi ini Kita membahas tentang Film Korea dan Efeknya dari Film itu dengan request pendengar yg gak henti2nya minta diplay lagu korea. * Hufffff...... padahal kalo udah play onair, hati berasa DAG...DIG...DUG.... takut telepon "emergency" nyala..... ini bertanda Big Boss ngomellll... :-(


Dengan bakat PD neh, andre  ngajak Pedengar pagi Radio Cakrawala ngebahas tentang :
"SEBENARNYA APA YANG MEMBUAT ANDA BEGITU MENGGEMARI FILM DRAMA KOREA?" * tring SMS Full Messege terus....


Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sinema buatan  Korea, sungguh luar biasa. Ketika salah seorang aktor Korea, Kwon Sang-woo berkunjung ke Indonesia, banyak para pecinta sinema Korea sengaja meluangkan waktunya untuk bertemu langsung dengan sang idola. Demam korean wave, demikianlah sebutan bagi mereka yang sangat tergila-gila dengan sinema Korea atau segala sesuatu yang berkaitan dengan negeri Gingseng tersebut. Demam Korean wave kini tidak hanya terjadi di Negara tempat asalnya yaitu Korea maupun negara bagian Asia Timur seperti Jepang, Cina, dll. Tetapi, sudah merajalela sampai ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, walaupun pengaruh tersebut tidak sebesar seperti apa yang dihasilkan oleh perindustrian Hollywood.

Kalau dulu masyarakat Indonesia sempat mengenal serial Meteor Garden yang sangat fenomenal hingga mengangkat nama grup vocal F4 terkenal dan memilki banyak penggemar di Asia. Lain halnya pada akhir tahun 2005, salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yang juga pernah menayangkan serial Meteor Garden, menayangkan sebuah serial Korea produksi MBC (Munhwa Broadcasting Company) berjudul Jewel in The Palace (Dae Jang Geum).

Serial ini mendapat sambutan baik dari penonton Indonesia. Kesuksesaan serial ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi, juga di negara asal tempat serial ini diproduksi. Serial yang bercerita tentang sosok Seo Jang Geum, tabib perempuan pertama di Korea. Dia meniti karier sebagai seorang dayang istana hingga mendapat gelar bangsawan dae (yang mulia). Jang Geum, diperankan oleh Lee Young-ae (Sympathy for Lady Vengeance, Last Present), menjadi figur perempuan yang mampu mendobrak dominasi pria yang kaku di masanya. Berlatar belakang masa kerajaan Jungjong (1506-1544), raja ke-11 dari Dinasti Chosun, serial ini kaya dengan detail dan riset. Serial ini juga menyuguhkan pusaka kuliner Korea pada masa itu. Jang Geum dikisahkan pintar menyuguhkan makanan sebagai obat untuk kerabat raja. Kombinasi gender, racikan makanan, dan obat tradisional Korea, serta intrik persengkokolan istana membuat serial ini meraup sukses.

Di Korea Selatan, serial ini mampu meraup tingkat penonton hingga 57,8 persen. Jewel in The Palace juga meraup sukses dan disukai di sejumlah negara seperti Hongkong, Taiwan, Amerika Serikat, Kanada, dll. Bahkan pada Majalah Time edisi 14 November 2005 menulis, Presiden Cina Hu Jintao juga menggemari serial ini.

Di Indonesia, sudah banyak stasiun televisi yang menayangkan serial Asia seperti Korea, Jepang, dan Taiwan. Tetapi, hanya satu stasiun televisi yg logonya ikan terbang saja yang konsisten menayangkan serial-serial Asia sampai dengan saat ini.

Mewabahnya Korean wave, bertambahnya penggemar serial Korea terutama remaja, wanita karier, dan ibu rumah tangga. Ternyata dimanfaatkan oleh beberapa rumah produksi di Indonesia untuk membuat atau lebih tepatnya meniru beberapa serial Korea yang kemudian oleh mereka dibuat dalam versi sinetronnya. 


Sungguh ironis memang, ketika satu rumah produksi menayangkan serial jiplakan versi Indonesianya, justru ratingnya sangat tinggi jika dibandingakn dengan acara lain. Tingginya rating inilah yang pada akhirnya membuat beberapa rumah produksi berlomba-lomba membuat sinetron hasil tiruan dari serial Korea, Jepang, dan Taiwan. Sebut saja rumah produksi yang menayangkan sinetron berjudul “Pengantin Remaja”, ternyata aslinya adalah serial Korea dengan judul “My Little Bride”. Benci Bilang Cinta (Princess Hours-Korea), Buku Harian Nayla (1 Litre of Tears-Jepang), dan masih banyak lagi. Oleh karena itu tidak heran bila ada dua judul sinetron dari rumah produksi yang berbeda, memilki kesamaan alur cerita. Hal ini bisa terjadi karena memang mereka meniru cerita dari serial Asia yang sama.

Melihat kondisi perkembangan sinema di Korea, sangat jauh berbeda dengan perkembangan sinetron di Indonesia. Di Korea, sinema menjadi salah satu komoditi ekspor yang paling banyak mendatangkan keutungan. Sepanjang Sembilan bulan pertama 2005, Korea meraup US$ 67 juta (sekitar Rp. 656 miliar) dari ekspor sinema itu. Pasar Asia menyumbangkan 80,3 persen, Eropa 15,5 persen, dan Amerika Utara 3,3 persen. Pendapatan ekspor ini meningkat dari tahun 2004, sekitar US$ 58,28 juta (sekitar Rp. 571 miliar). Pasar Asia menyumbangkan 77,80 persen, Eropa 14,1 persen, dan Amerika Utara 5 persen. Geliat sinema Korea ini mengancam industri hiburan Jepang. Beberapa pengusaha Jepang merasa gerah karena industri filmnya digerogoti film dari bekas Negara jajahannya itu.



Banyak hal yang menyebabkan film Korea digemari dan mampu memberikan angin segar baru bagi pemirsa TV dan banyak diterima di berbagai negara, terutama Asia dan termasuk Indonesia. Kentalnya budaya timur merupakan salah satu faktor yang sangat berperan. Film-film Korea mampu menampilkan cerita yang menarik tanpa menghilangkan nilai dan norma budaya timur. Film Korea juga mempu mengemas tema-tema kehidupan sehari-hari dengan lebih menyentuh hati dan sisi-sisi emosional penontonnya. Makna penting keluarga dan tata krama pergaulan dalam masyarakat merupakan salah satu diantara nilai budaya timur yang sering ditampilkan dalam film Korea.


Film Korea terutama serial TV dramanya sebenarnya sudah ditayangkan di Indonesia semenjak tahun 2002 melalui serial Endless Love, namun baru beberapa tahun terakhir ini benar-benar sukses. Disusul dengan serial Winter Sonata, Hotelier, Stairway To Heaven dan makin banyak lagi. Bahkan dua serial drama yang ditayangkan di tahun 2005 yaitu Full House dan Lovers in Paris berhasil menjadi top rating acara TV mengikuti kesuksesannya di berbagai negara Asia seperti Taiwan dan Filipina.  Salah satu serial drama yang ditayangkan di Indonesia dan menggambarkan mengenai budaya dan masyarakat Korea adalah serial Friends (ditayangkan di Indonesia tahun 2003). Serial drama hasil kerja sama sineas Jepang dan Korea ini dibuat untuk menyambut World Cup 2002 sebagai ajang promosi budaya kedua negara. Penghormatan terhadap nilai kekeluargaan diwujudkan masyarakat Korea dalam bentuk etika dalam berbicara, bersikap dan bertindak baik itu dalam keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Budaya ini melahirkan kebiasaan yang unik walaupun terkesan kaku, bagaimana berbicara kepada orang tua, penentuan siapa yang akan duduk di mana, siapa yang harus duduk terlebih dahulu atau siapa yang harus menyapa dan disapa terlebih dahulu. 


Sopan santun merupakan nilai lebih yang masih kuat dipegang oleh masyarakat Korea. Pergaulan antar lawan jenis merupakan hal lain yang menarik dari film Korea dan penulis mengacungkan jempol untuk itu. Masyarakat Korea masih menganggap pernikahan sebagai hal yang sakral, ditengah maraknya trend free sex
sebagai gaya hidup. Jika film Hollywood banyak mengumbar adegan “panas” untuk menjual ceritanya, serial drama Korea mampu menampilkan kisah percintaan yang romantis dengan sopan dan tetap  menarik. Walaupun bertemakan drama percintaan, rasa sayang dan cinta tidak diekspresikan dengan mengeksploitasi unsur-unsur seksualitas.



Disela-sela musik playing, Andre mencoba menghubungi Reza Mahendra salah satu Penulis Sinema Indonesia dan pengamat Film. Beliau memberi komentar (tidak mau onair karena sedang ada meeting program untuk project nya jam 02.02 WIB) kurang lebihnya begini :  
"Menurut g, drama Korea itu juga sebenarnya sama aja sama sinetron Indonesia. Sama-sama (klo dipikirin seh.....) ga realistis 100%. Tapi yang membuat 'sinetron' a.k.a drama Korea menarik adalah ceritanya yang ga dipanjang-panjangin sehingga penonton tetap suka ma ceritanya. Sedangkan sinetron Indonesia, yah lo tahu sendiri, klo ratingnya bagus, ntu sinetron bisa dibuat ampe ratusan episode bahkan ampe dibuat sekuelnya segala .... misalnya Tersanjung 1, ... dst).dan liat deh cerita dan adegan uniknya....
  1. Kalo makan,  mulutnya penuh ampe mo muntah2, mereka suka pake ngomong dan marah2 pula dgn mulut yg penuh makanan itu.... hahahahahahahaha
  2. Paling suka ngejitak kepala orang.....
  3. Paling demen ngomong "Haiiizzzz !!!" kalo lagi kesel,bingung,puyeng,setres dll
  4. Kuat banget mabok. Seolah-olah ada kamus tidak resmi yg ngomong kalo lagi stres minumlah soju sebanyak-banyaknya, lagi seneng minum soju, lagi santai minum soju, lagi patah hati minum soju. (halah ....)
  5. Banyak banget preman rentenir di sana. ketauan orang korea doyan ngutang!!!!
  6. Klo orang korea lagi bikin mi, makannya langsung dari pancinya, klo makan mi ga pk  panci, ga afdol.... (hihihihihi....... bener juga yah.....)
  7. Pas makan mie ato apa gt.. pasti ngeluarin bunyi.. srruuuppp...  terus bilang.. ahhh.. itu tanda mereka seneng banget sama tuh makanan berarti enak...
  8. Entah kebiasaan apa bukan yang jelas setiap film korea pasti ngga ketinggalan adegan gemblok alias gendong di punggung
  9. Kalo lagi mencuci baju itu....., cuciannya diinjek2 dlm ember yg gede (liat deh film wedding, full house, fantasi couple dll) * Emang bisa bersih ya??
  10. Kalo pergi ke sauna, kepalanya pake anduk trus di bentuknya lucu gitu.... Terus satu lagi Ndre,,,, makan telor (telor apa yah warnanya coklat,klo disini kali pindang telor), Telornya itu dipecahin ke kepala temennya... hihihihihihi  (geun seum,really really like you,witch yoo hee, lovers in paris)
Boomingnya film-film dari Korea tidak lepas dari program yang sedang dilancarkan oleh Pemerintah Korea. Melalui program Korean Wave pemerintah Korea bekerja sama dengan insan-insan perfilman Korea untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Korea terutama  ke negara-negara Asia. Program ini nampaknya telah membuahkan hasil, kepopuleran film Korea tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara Asia Timur, Asia Tenggara, Timur Tengah sampai menyebrangi Pasifik di Amerika. Pusat rental DVD dan film terbesar di Amerika seperti Blockbuster dan Rock Video mencatat terjadinya peningkatan jumlah konsumen di Amerika yang mencari dan menonton film Korea semenjak Korean Wave mulai digulirkan tahun 2005.

Yang harus digaris bawahi adalah Bagaimana pemerintah Korea mempromosikan budayanya merupakan contoh yang patut kita tiru. Walaupun hanya memiliki satu bangsa dan satu bahasa, masyarakat Korea mempuyai akar budaya yang kuat dan bangga dengan budayanya. Kuatnya akar budaya ini menyebabkan Korea mampu menjadi negara industri yang maju tanpa meninggalkan identitas budayanya. Identitas budaya yang mampu menjadi filter dan benteng dari derasnya arus globalisasi. Sedangkan rasa bangga akan budaya Indonesia sepertinya tidak lagi digaungkan dan mulai terlupakan. Rasa bangga itu mungkin mulai pudar dan tenggelam seiring dengan berbagai permasalahan yang datang silih berganti merundung negeri ini, mulai dari bencana alam, terorisme, wabah penyakit, krisis BBM sampai disintegrasi bangsa. Kita lupa bahwa di antara ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, terdapat kekayaan yang tak ternilai harganya yaitu kekayaan suku bangsa, bahasa dan budaya. Kita seharusnya merasa sangat bersyukur dan merasa sangat bangga sebagai bangsa yang besar ini. Bangga terhadap budaya sendiri juga tampaknya belum terlihat dari karya sineas kita dalam film atau sinetronnya. Walaupun ada satu dua film atau sinetron yang sukses dengan mengangkat tema budaya Indonesia, sebagian besarnya lagi lebih sering menampilkan gaya hidup barat dibandingkan budaya Indonesia seperti budaya hedonisme dan gaya hidup bebas. Padahal rasa bangga merupakan modal penting untuk menghadapi berbagai masalah yang sedang membelit bangsa ini. Rasa bangga akan melahirkan rasa memiliki yang mendorong semua elemen bangsa untuk bekerja keras membangun dan menata kembali bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik dan maju. Mengangkat budaya bangsa sendiri bukanlah hambatan untuk membuat film yang berkualitas dan laku di pasaran, karena film Korea telah membuktikannya. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari film Korea termasuk mengenal budaya dan masyarakat Korea selain menjadi alternatif tontonan yang menghibur. Walaupun tentu saja it’s just a movie, film Korea tetaplah sebuah produk hiburan yang dibuat agar laku dipasaran. Film Korea hanyalah jendela kecil tentang budaya dan masyarakat Korea. Namun, orang sukses adalah orang yang mau belajar. Jika dari film Korea kita bisa belajar, kenapa tidak yah??? 

Kalau saja para pekerja industri sinema dan film kita menyadari akan hal itu, mereka tidak mementingkan segi komersialnya saja. Masyarakat para penikmat sinema dan film harusnya dapat selalu berpikir kritis dan dapat memilih mana tayangan yang bukan hanya sekedar menghibur, tetapi juga memilki nilai etika dan estetika, serta orisinil. Dan pemerintah dalam hal ini, seharusnya berperan membantu dalam segi finansial, yaitu memberikan modal kepada pembuat sinema atau film untuk menciptakan karya mereka. Dan juga membantu dalam hal penyebarluasannya baik itu melalui ajang festival sinema dan film, maupun dalam ajang pengenalan budaya Indonesia kepada mancanegara. Dengan dukungan dari berbagai pihak, bisa dipastikan Indonesia dapat meraup keuntungan besar dari industri sinema. Seperti yang terjadi di Korea dan di Amerika (Hollywood) sana.

Tuesday, October 27, 2009

Sumpah Pemuda

Memperingati Hari sumpah pemuda 28 Oktober setiap tahunnya....... Ada apa yah ditanggal ini???? Kalo Kita mengingat kembali, pada masa itu gagasan penyelenggaraan kongres pemuda berasal dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajardari seluruh Indonesia.

Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi

PERTAMA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.

KEDOEA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.

KETIGA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA

Semoga generasi pemuda bangsa Indonesia, bisa terus menyadari pentingnya arti kesatuan dan persatuan bangsa serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Bhineka Tunggal Ika. Tentunya tanpa mementingkan kepentingan golongan.... Hidup Pemuda Indonesia!!!!!

Monday, October 26, 2009

BERPIKIR SECARA MENDALAM *

Banyak yang beranggapan bahwa untuk "berpikir secara mendalam", seseorang perlu memegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sungguh, mereka telah menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu yang memberatkan dan menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan "filosof".

Padahal, sebagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan, Allah mewajibkan manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung. Allah berfirman bahwa Al-Qur'an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan atau direnungkan:

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran" (QS. Shaad, 38: 29).

Yang ditekankan di sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas sekuat tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir.

Sebaliknya, orang-orang yang tidak mau berusaha untuk berpikir mendalam akan terus-menerus hidup dalam kelalaian yang sangat. Kata kelalaian mengandung arti

"ketidakpedulian (tetapi bukan melupakan), meninggalkan, dalam kekeliruan, tidak menghiraukan, dalam kecerobohan". Kelalaian manusia yang tidak berpikir adalah akibat melupakan atau secara sengaja tidak menghiraukan tujuan penciptaan diri mereka serta kebenaran ajaran agama. Ini adalah jalan hidup yang sangat berbahaya yang dapat menghantarkan seseorang ke neraka. Berkenaan dengan hal tersebut, Allah memperingatkan manusia agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang lalai:

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raaf, 7: 205)

"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman." (QS. Maryam, 19: 39)

Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan tentang mereka yang berpikir secara sadar, kemudian merenung dan pada akhirnya sampai kepada kebenaran yang menjadikan mereka takut kepada Allah. Sebaliknya, Allah juga menyatakan bahwa orang-orang yang mengikuti para pendahulu mereka secara taklid buta tanpa berpikir, ataupun hanya sekedar mengikuti kebiasaan yang ada, berada dalam kekeliruan. Ketika ditanya, para pengekor yang tidak mau berpikir tersebut akan menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang menjalankan agama dan beriman kepada Allah. Tetapi karena tidak berpikir, mereka sekedar melakukan ibadah dan aktifitas hidup tanpa disertai rasa takut kepada Allah. Mentalitas golongan ini sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an:

Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"

Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"

Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?"

Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"

Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kamu mengetahui?"

Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?"

"Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta." (QS. Al-Mu'minuun, 23: 84-90)


Berpikir dapat membebaskan seseorang dari belenggu sihir

Dalam ayat di atas, Allah bertanya kepada manusia, "…maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?. Kata disihir atau tersihir di sini mempunyai makna kelumpuhan mental atau akal yang menguasai manusia secara menyeluruh. Akal yang tidak digunakan untuk berpikir berarti bahwa akal tersebut telah lumpuh, penglihatan menjadi kabur, berperilaku sebagaimana seseorang yang tidak melihat kenyataan di depan matanya, sarana yang dimiliki untuk membedakan yang benar dari yang salah menjadi lemah. Ia tidak mampu memahami sebuah kebenaran yang sederhana sekalipun. Ia tidak dapat membangkitkan kesadarannya untuk memahami peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi di sekitarnya. Ia tidak mampu melihat bagian-bagian rumit dari peristiwa-peristiwa yang ada. Apa yang menyebabkan masyarakat secara keseluruhan tenggelam dalam kehidupan yang melalaikan selama ribuan tahun serta menjauhkan diri dari berpikir sehingga seolah-olah telah menjadi sebuah tradisi adalah kelumpuhan akal ini.

Pengaruh sihir yang bersifat kolektif tersebut dapat dikiaskan sebagaimana berikut:

Dibawah permukaan bumi terdapat sebuah lapisan mendidih yang dinamakan magma, padahal kerak bumi sangatlah tipis. Tebal lapisan kerak bumi dibandingkan keseluruhan bumi adalah sebagaimana tebal kulit apel dibandingkan buah apel itu sendiri. Ini berarti bahwa magma yang membara tersebut demikian dekatnya dengan kita, dibawah telapak kaki kita!

Setiap orang mengetahui bahwa di bawah permukaan bumi ada lapisan yang mendidih dengan suhu yang sangat panas, tetapi manusia tidak terlalu memikirkannya. Hal ini dikarenakan para orang tua, sanak saudara, kerabat, teman, tetangga, penulis artikel di koran yang mereka baca, produser acara-acara TV dan professor mereka di universitas tidak juga memikirkannya.

Ijinkanlah kami mengajak anda berpikir sebentar tentang masalah ini. Anggaplah seseorang yang telah kehilangan ingatan berusaha untuk mengenal sekelilingnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada setiap orang di sekitarnya. Pertama-tama ia menanyakan tempat dimana ia berada. Apakah kira-kira yang akan muncul di benaknya apabila diberitahukan bahwa di bawah tempat dia berdiri terdapat sebuah bola api mendidih yang dapat memancar dan berhamburan dari permukaan bumi pada saat terjadi gempa yang hebat atau gunung meletus? Mari kita berbicara lebih jauh dan anggaplah orang ini telah diberitahu bahwa bumi tempat ia berada hanyalah sebuah planet kecil yang mengapung dalam ruang yang sangat luas, gelap dan hampa yang disebut ruang angkasa. Ruang angkasa ini memiliki potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan materi bumi tersebut, misalnya: meteor-meteor dengan berat berton-ton yang bergerak dengan leluasa di dalamnya. Bukan tidak mungkin meteor-meteor tersebut bergerak ke arah bumi dan kemudian menabraknya.

Mustahil orang ini mampu untuk tidak berpikir sedetikpun ketika berada di tempat yang penuh dengan bahaya yang setiap saat mengancam jiwanya. Ia pun akan berpikir pula bagaimana mungkin manusia dapat hidup dalam sebuah planet yang sebenarnya senantiasa berada di ujung tanduk, sangat rapuh dan membahayakan nyawanya. Ia lalu sadar bahwa kondisi ini hanya terjadi karena adanya sebuah sistim yang sempurna tanpa cacat sedikitpun. Kendatipun bumi, tempat ia tinggal, memiliki bahaya yang luar biasa besarnya, namun padanya terdapat sistim keseimbangan yang sangat akurat yang mampu mencegah bahaya tersebut agar tidak menimpa manusia. Seseorang yang menyadari hal ini, memahami bahwa bumi dan segala makhluk di atasnya dapat melangsungkan kehidupan dengan selamat hanya dengan kehendak Allah, disebabkan oleh adanya keseimbangan alam yang sempurna dan tanpa cacat yang diciptakan-Nya.

Contoh di atas hanyalah satu diantara jutaan, atau bahkan trilyunan contoh-contoh yang hendaknya direnungkan oleh manusia. Di bawah ini satu lagi contoh yang mudah-mudahan membantu dalam memahami bagaimana "kondisi lalai" dapat mempengaruhi sarana berpikir manusia dan melumpuhkan kemampuan akalnya.

Manusia mengetahui bahwa kehidupan di dunia berlalu dan berakhir sangat cepat. Anehnya, masih saja mereka bertingkah laku seolah-olah mereka tidak akan pernah meninggalkan dunia. Mereka melakukan pekerjaan seakan-akan di dunia tidak ada kematian. Sungguh, ini adalah sebuah bentuk sihir atau mantra yang terwariskan secara turun-temurun. Keadaan ini berpengaruh sedemikian besarnya sehingga ketika ada yang berbicara tentang kematian, orang-orang dengan segera menghentikan topik tersebut karena takut kehilangan sihir yang selama ini membelenggu mereka dan tidak berani menghadapi kenyataan tersebut. Orang yang mengabiskan seluruh hidupnya untuk membeli rumah yang bagus, penginapan musim panas, mobil dan kemudian menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang bagus, tidak ingin berpikir bahwa pada suatu hari mereka akan mati dan tidak akan dapat membawa mobil, rumah, ataupun anak-anak beserta mereka. Akibatnya, daripada melakukan sesuatu untuk kehidupan yang hakiki setelah mati, mereka memilih untuk tidak berpikir tentang kematian.

Namun, cepat atau lambat setiap manusia pasti akan menemui ajalnya. Setelah itu, percaya atau tidak, setiap orang akan memulai sebuah kehidupan yang kekal. Apakah kehidupannya yang abadi tersebut berlangsung di surga atau di neraka, tergantung dari amal perbuatan selama hidupnya yang singkat di dunia. Karena hal ini adalah sebuah kebenaran yang pasti akan terjadi, maka satu-satunya alasan mengapa manusia bertingkah laku seolah-olah mati itu tidak ada adalah sihir yang telah menutup atau membelenggu mereka akibat tidak berpikir dan merenung.

Orang-orang yang tidak dapat membebaskan diri mereka dari sihir dengan cara berpikir, yang mengakibatkan mereka berada dalam kelalaian, akan melihat kebenaran dengan mata kepala mereka sendiri setelah mereka mati, sebagaimana yang diberitakan Allah kepada kita dalam Al-Qur'an :

"Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam." (QS. Qaaf, 50: 22)

Dalam ayat di atas penglihatan seseorang menjadi kabur akibat tidak mau berpikir, akan tetapi penglihatannya menjadi tajam setelah ia dibangkitkan dari alam kubur dan ketika mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di akhirat.

Perlu digaris bawahi bahwa manusia mungkin saja membiarkan dirinya secara sengaja untuk dibelenggu oleh sihir tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan melakukan hal ini mereka akan hidup dengan tentram. Syukurlah bahwa ternyata sangat mudah bagi seseorang untuk merubah kondisi yang demikian serta melenyapkan kelumpuhan mental atau akalnya, sehingga ia dapat hidup dalam kesadaran untuk mengetahui kenyataan. Allah telah memberikan jalan keluar kepada manusia; manusia yang merenung dan berpikir akan mampu melepaskan diri dari belenggu sihir pada saat mereka masih di dunia. Selanjutnya, ia akan memahami tujuan dan makna yang hakiki dari segala peristiwa yang ada. Ia pun akan mampu memahami kebijaksanaan dari apapun yang Allah ciptakan setiap saat.


Seseorang dapat berpikir kapanpun dan dimanapun

Berpikir tidaklah memerlukan waktu, tempat ataupun kondisi khusus. Seseorang dapat berpikir sambil berjalan di jalan raya, ketika pergi ke kantor, mengemudi mobil, bekerja di depan komputer, menghadiri pertemuan dengan rekan-rekan, melihat TV ataupun ketika sedang makan siang.

Misalnya: di saat sedang mengemudi mobil, seseorang melihat ratusan orang berada di luar. Ketika menyaksikan mereka, ia terdorong untuk berpikir tentang berbagai macam hal. Dalam benaknya tergambar penampilan fisik dari ratusan orang yang sedang disaksikannya yang sama sekali berbeda satu sama lain. Tak satupun diantara mereka yang mirip dengan yang lain. Sungguh menakjubkan: kendatipun orang-orang ini memiliki anggota tubuh yang sama, misalnya sama-sama mempunyai mata, alis, bulu mata, tangan, lengan, kaki, mulut dan hidung; tetapi mereka terlihat sangat berbeda satu sama lain. Ketika berpikir sedikit mendalam, ia akan teringat bahwa:

Allah telah menciptakan bilyunan manusia selama ribuan tahun, semuanya berbeda satu dengan yang lain. Ini adalah bukti nyata tentang ke Maha Perkasaan dan ke Maha Besaran Allah.

Menyaksikan manusia yang sedang lalu lalang dan bergegas menuju tempat tujuan mereka masing-masing, dapat memunculkan beragam pikiran di benak seseorang. Ketika pertama kali memandang, muncul di pikirannya: manusia yang jumlahnya banyak ini terdiri atas individu-individu yang khas dan unik. Tiap individu memiliki dunia, keinginan, rencana, cara hidup, hal-hal yang membuatnya bahagia atau sedih, serta perasaannya sendiri. Secara umum, setiap manusia dilahirkan, tumbuh besar dan dewasa, mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, bekerja, menikah, mempunyai anak, menyekolahkan dan menikahkan anak-anaknya, menjadi tua, menjadi nenek atau kakek dan pada akhirnya meninggal dunia. Dilihat dari sudut pandang ini, ternyata perjalanan hidup semua manusia tidaklah jauh berbeda; tidak terlalu penting apakah ia hidup di perkampungan di kota Istanbul atau di kota besar seperti Mexico, tidak ada bedanya sedikitpun. Semua orang suatu saat pasti akan mati, seratus tahun lagi mungkin tak satupun dari orang-orang tersebut yang akan masih hidup. Menyadari kenyataan ini, seseorang akan berpikir dan bertanya kepada dirinya sendiri: "Jika kita semua suatu hari akan mati, lalu apakah gerangan yang menyebabkan manusia bertingkah laku seakan-akan mereka tak akan pernah meninggalkan dunia ini? Seseorang yang akan mati sudah sepatutnya beramal secara sungguh-sungguh untuk kehidupannya setelah mati; tetapi mengapa hampir semua manusia berkelakuan seolah-olah hidup mereka di dunia tak akan pernah berakhir?"

Orang yang memikirkan hal-hal semacam ini lah yang dinamakan orang yang berpikir dan mencapai kesimpulan yang sangat bermakna dari apa yang ia pikirkan.

Sebagian besar manusia tidak berpikir tentang masalah kematian dan apa yang terjadi setelahnya. Ketika mendadak ditanya,"Apakah yang sedang anda pikirkan saat ini?", maka akan terlihat bahwa mereka sedang memikirkan segala sesuatu yang sebenarnya tidak perlu untuk dipikirkan, sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi mereka. Namun, seseorang bisa juga "berpikir" hal-hal yang "bermakna", "penuh hikmah" dan "penting" setiap saat semenjak bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur, dan mengambil pelajaran ataupun kesimpulan dari apa yang dipikirkannya.

Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman memikirkan dan merenungkan secara mendalam segala kejadian yang ada dan mengambil pelajaran yang berguna dari apa yang mereka pikirkan.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Aali 'Imraan, 3: 190-191).

Ayat di atas menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman adalah mereka yang berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal yang menakjubkan dari ciptaan Allah dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu serta Kebijaksanaan Allah.


Berpikir dengan ikhlas sambil menghadapkan diri kepada Allah

Agar sebuah perenungan menghasilkan manfaat dan seterusnya menghantarkan kepada sebuah kesimpulan yang benar, maka seseorang harus berpikir positif. Misalnya: seseorang melihat orang lain dengan penampilan fisik yang lebih baik dari dirinya. Ia lalu merasa dirinya rendah karena kekurangan yang ada pada fisiknya dibandingkan dengan orang tersebut yang tampak lebih rupawan. Atau ia merasa iri terhadap orang tersebut. Ini adalah pikiran yang tidak dikehendaki Allah. Jika ridha Allah yang dicari, maka seharusnya ia menganggap bagusnya bentuk rupa orang yang ia lihat sebagai wujud dari ciptaan Allah yang sempurna. Dengan melihat orang yang rupawan sebagai sebuah keindahan yang Allah ciptakan akan memberikannya kepuasan. Ia berdoa kepada Allah agar menambah keindahan orang tersebut di akhirat. Sedang untuk dirinya sendiri, ia juga meminta kepada Allah agar dikaruniai keindahan yang hakiki dan abadi di akhirat kelak. Hal serupa seringkali dialami oleh seorang hamba yang sedang diuji oleh Allah untuk mengetahui apakah dalam ujian tersebut ia menunjukkan perilaku serta pola pikir yang baik yang diridhai Allah atau sebaliknya.
Keberhasilan dalam menempuh ujian tersebut, yakni dalam melakukan perenungan ataupun proses berpikir yang mendatangkan kebahagiaan di akhirat, masih ditentukan oleh kemauannya dalam mengambil pelajaran atau peringatan dari apa yang ia renungkan. Karena itu, sangatlah ditekankan disini bahwa seseorang hendaknya selalu berpikir secara ikhlas sambil menghadapkan diri kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an :

"Dia lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)." (QS. Ghaafir, 40: 13)

* Disadur dari "BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?" Karya HARUN YAHYA, ROBBANI PRESS, INDONESIA, 2000